Salam Redaksi-Kijang Inova Untuk Mursini

Salam Redaksi

Pembaca yang budiman. KuansingKita.com akan terus berbenah untuk bisa menyuguhkan informasi up to date, akurat dan terpercaya.

Namun demikian KuansingKita.com tetap akan memiliki kebijakan redaksi. Untuk itu mulai hari ini Kamis (2/3/2017), KuansingKita.com akan tampil setiap pagi dengan rubrik Salam Redaksi.

Rubrik Salam Redaksi akan berisi sekilas tentang berbagai permasalahan daerah, nasional maupun internasional yang tengah hangat di ruang public.

Hari ini hal yang paling hangat dibicarakan masyarakat Kuansing tentu saja masalah penganggaran mobil dinas sebesar Rp 9,1 miliar. Konon pengadaan mobil ini termasuk untuk bupati Mursini.

Dulu sebelum terbetik kabar tentang pangadaan mobil dinas bupati, banyak kelompok masyarakat menyesalkan sikap Bupati Mursini yang menggunakan mobil dinas jenis Inova.

Berbagai cercaan dilemparkan kepada Bupati Mursini. Bahkan sikap rendah hati Bupati Mursini yang tidak mau menggunakan fasilitas mobil mewah itu disebut-sebut sebagai pencitraan belaka.

Bahkan Mursini disebut berpura-pura ingin mengambil hati rakyat dengan cara menggunakan mobil dinas jenis Inova.

Buruknya lagi, Bupati Mursini dituding tidak bisa menjaga marwah daerah karena bupati adalah lambang daerah.

Artinya ada kesan Bupati Mursini dipaksa untuk menggunakan fasilitas mobil dinas yang sesuai dengan kelas seorang bupati.

Kini setelah Bidang Aset, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menganggarkan mobil dinas untuk Bupati Mursini, suara sumbang bermunculan lagi.

Bupati Mursini disebut sebagai pemimpin yang tidak mempedulikan kesejahteraan rakyat, pemimpin yang hanya ingin bermewah-mewah dengan mobil dinas yang mewah dan sebagainya.

Artinya kini Bupati Mursini dipaksa lagi untuk menggunakkan mobil dinas jenis Inova. Biarlah daerah ini malu asal Mursini tetap menggunakan fasilitas mobil dinas jenis Inova.

Tentu saja suara-suara sumbang untuk Bupati Mursini itu sangat membingungkan. Lantas wajarkan, kalau dipertanyakan apa sebenarnya yang diinginkan mereka.

Kini hitung saja, satu priode kepemimpinan bupati Mursini adalah 5 tahun. Setiap tahun anggaran APBD Kuansing sedikitnya mencapai Rp 1,2 triliun. Kalau 5 tahun tentu Rp 6 triliun.

Kini dari dana sedikitnya Rp 6 triliun yang dikelola Bupati Mursini selama kepemimpinannya, dimanfaatkan untuk membeli fasilitas mobil dinas hanya sebesar Rp 1 miliar saja, apakah itu pemborosan.

Rp 6 triliun itu sama dengan enam ribu miliar. Dibelanjakan Rp 1 miliar saja untuk fasilitas kepala daerah, agar bisa mengakat marwah daerah karena kepala daerah adalah lambang daerah, apakah itu salah.

Inilah yang membingungkan. Ketika bupati Mursini bertahan dengan mobil dinas jenis Inova, Bupati Mursini disebut pencitraan.

Ketika Bidang Aset akan memfasilitasi Bupati Mursini dengan mobil yang sesuai dengan kelas kepala daerah, disebut lagi pemborosan.

Lantas kapan Bupati Mursini baru bisa disebut benar atau memang suara-suara sumbang itulah yang tidak benar. Walahualam.***

 

 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...