Jembatan Ambruk Sejak 8 Bulan Lalu di Singingi Hilir Warga Membayar Rp 5000 untuk Menyeberang Pakai Rakit

TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Warga sejumlah desa di Kecamatan Singingi Hilir kini terpaksa menggunakan rakit untuk menyeberangi Sungai Jake pada ruas jalan Desa Bumi Mulya – Desa Sumber Jaya, Kecamatan Singingi Hilir. Pasalnya jembatan yang dibangun melintasi Sungai Jake pada ruas jalan itu sudah ambruk diterjang arus banjir sejak 8 bulan lalu.
“ Kini kalau warga dari Sumber Jaya mau ke Desa Bumi Mulya terpaksa menyeberang naik rakit dengan membayar ongkos penyeberangan Rp 5000 per orang,” kata Kepala Desa Sumber Jaya, Mujiono  saat dihubungi KuansingKita, Kamis (3/4/2019)
Mujiono sangat berharap Pemkab Kuansing melalui dinas terkait memprioritaskan pembangunan jembatan yang ambruk. Alasannya, ruas jalan Desa Sumber Jaya – Desa Bumi Mulya merupakan urat nadi perekonomian warga. Sejak jembatan itu ambruk warga dihimpit kesulitan ekonomi.
Menurut Mujiono ruas jalan itu digunakan terutama untuk warga yang akan bepergian ke Kecamatan Logas Tanah Darat ataupun petani yang akan mengangkut hasil pertanian. Sementara rakit yang digunakan tidak bisa untuk menyeberangkan kendaraan roda empat.
“ Kini warga yang bepergian atau petani yang mengangkut hasil panen dari Desa Sumber Jaya ke Desa Bumi Mulya tidak bisa menggunakan kendaraan roda empat. Rakit itu hanya untuk kendaraan roda dua,” kata Mujiono
Camat Singingi Hilir Hazrianto ketika dikonfirmasi KuansingKita membenarkan tentang kondisi jembatan yang ambruk pada ruas jalan Desa Sumber Jaya – Desa Bumi Mulya, Kecamatan Singingi Hilir. Mobilisasi barang dan orang kini terpaksa memanfaatkan rakit kayu. Hazrianto juga berharap pembangunan jembatan bisa disegerakan.
Sementara itu Kadis PUPR Ade Fahrel melalui Kabid Bina Marga Japrison kepada KuansingKita menjelaskan jembatan yang ambruk ini dulu sudah pernah dibangun. Namun sejak 8 bulan lalu jembatan itu ambruk lagi karena bantaran sungai di titik jembatan itu tergerus banjir.
Menurut Japrison, jembatan itu sudah ambruk berulangkali.  Dulu ketika bentangan jembatan masih 25 meter, jembatan itu ambruk diterjang arus banjir. Sewaktu dilakukan perbaikan, bantaran sungai tergerus banjir  lagi sehingga rentang jembatan yang tadinya direncanakan 25 meter diperpanjang lagi menjadi 42 meter.
Sejak 8 bulan lalu katanya jembatan sepanjang 42 meter itu ambruk lagi karena masalah yang sama yakni bantaran sungai tergerus banjir lagi. Kini katanya Dinas PUPR tengah melelang DED ( Detail Engineering Design) untuk perencanaan jembatan. Jembatan akan dibangun beserta turap atau tembok penahan tebing agar bantaran pada titik jembatan tidak longsor lagi.
Kendati jembatan itu ambruk oleh bencana alam dan jembatan itu merupakan urat nadi perekonomian warga, namun Bupati Mursini sepertinya tidak mau mengambil langkah bijak. Buktinya Kabid Bina Marga Japrison memastikan jembatan yang ambruk itu baru bisa dibangun pada tahun 2020 mendatang.  “ Tahun ini baru perencanaan, pembangunan jembatan itu paling cepat tahun depan,” kata Kabid Bina Marga. (kkc)
Foto : Rakit pengganti jembatan ambruk (Istimewa)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...