Dewan Pendidikan Riau Sesalkan Sikap Siswa SMAN 1 Kunto Darussalam Merayakan Kelulusan

Zulkarnaen Noerdin

PEKANBARU (KuansingKita) –  Dewan Pendidikan Provinsi Riau menyesalkan aksi sekelompok siswa-siswi SMA N 1 Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, dalam merayakan kelulusan.
Pasalnya perayaan kelulusan itu dilakukan dengan cara tidak senonoh dan hura-hura. Ini dilakukan Sabtu malam (2/5/2020) yang foto dan videonya sempat viral  di media sosial.
Berdasarkan rilis yang diterima KuansingKita, Dewan Pendidikan Riau sangat menyesalkan kejadian itu karena terjadi disaat negeri ini baru beberapa hari memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Dalam pandangan Dewan Pendidikan Riau, kejadian ini tidak hanya mencoreng dunia Pendidikan Riau tetapi juga masyarakat Riau sebagai masyarakat yang berbudaya Melayu.
“ Apalagi, kejadian ini dilakukan di bulan Suci Ramadhan dan di tengah kita menghadapi musibah pandemi Covid 19,” sesal Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Riau H. Zulkarnaen Noerdin, S.H., M.H, dalam rilis yang dikirimkan ke KuansingKita.
Menurut Zulkarnaen, apa yang dilakukan para siswa-siswi tersebut tidak menggambarkan sikap, perilaku, etika dan moral seorang siswa yang sedang menjalani pendidikan. Tindakan oknum siswa tersebut sudah melampaui batas-batas etika dan moral yang diajarkan di sekolah.

Untuk itu, peristiwa ini, patutnya menjadi pembelajaran dan instrospeksi bagi semua pihak, guru, orang tua murid serta stakeholder dan shareholder dunia pendidikan. Sebab dunia pendidikan menjadi tanggung jawab bersama.
“ Pendidikan bukan hanya digantungkan pada sekolah, dinas pendidikan ataupun guru, namun yang juga penting adalah peran dan tanggung jawab orang tua serta lingkungan luar sekolah,” kata Zulkarnaen.
Atas kejadian itu, Dewan Pendidikan Provinsi Riau meminta agar Dinas Pendidikan Provinsi Riau segera mengambil tindakan yang dipandang perlu untuk menyelesaikan permasalahan terkait aksi siswa-siswi telah mencoreng dunia pendidikan ini.
“Jika perlu kepala sekolah meninjau kembali surat keputusan tentang kelulusan, atau menahan ijazahnya dengan alasan pertimbangan nilai karakter (budi pekerti) mereka belum memenuhi standar kelulusan,” tegas Zulkarnaen.
Zulkarnaen menekankan sekolah dan guru patut menjadikan peristiwa ini sebagai catatan berharga. Alasannya, hakikat pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia agar memiliki peradaban yaitu berakhlakul karimah, nilai dan pengetahuan religius, nilai dan pengetahuan budaya.
Dalam dunia Pendidikan, kata Zulkarnaen, proses pembelajaran bukanlah untuk menjadikan siswa/siswi menjadi pintar dan memiliki pengetahuan saja. ” Pembelajaran bukan hanya kognitif dan psikomotorik, namun proses belajar mengajar sejatinya menyeimbangkan tiga aspek pendidikan, kognitif, psikomotorik dan afektif,” pungkas Zulkarnaen. (rilis)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...