Menyimak Perjalanan dan Kelayakan Sang Juara Sialang Soko

TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Pacu jalur di gelanggang Tepian Nerosa tahun 2022 usai sudah Kamis (25/8/2022) kemaren. Jalur Tuah Keramat Sialang Soko dari Peranap, Inhu berhasil merebut posisi puncak juara I
Hasil ini tak berbeda dengan analisa KuansingKita sebelum pacu jalur di gelanggang Tepian Nerosa dimulai. Sialang Soko memang masuk nominasi calon juara. Artinya Sialang Soko memang jalur papan atas
Ada selentingan isu bahwa jalur Tuah Keramat Sialang Soko dipacukan oleh para pemacu dari Untuang Sakato Tanjung Medan, Cerenti. Isu ini belum bisa dipastikan kebenarannya dan KuansingKitaa belum mengkonfirmasikaan ini
Namun perlu diketahui, saat Untuang Sakato berpacu melawan Siposaan Rimbo pada hari keempat putaran kedua. Sialang Soko ini berpacu melawan Limbago Sati dari Kopah. Sialang Soko unggul telak, Limbago jauh tercecer di belakang
Padahal Limbago Sati dalam ajang pacu jalur Nerosa 2022 bukan jalur papan bawah. Pada putaran pertama hari keempat, Limbago Sati Kopah berhasil menekuk Panah Ombaak dari Peranaap Inhu.
Jalur Panah Ombak yang dipaksa Limbago Sati gulung kajang ini termasuk jalur yang cukup disegani di dua gelanggang di wilaayah hilir, Tepian Rajo dan Lubuak Sobaegh. Panah Ombaka dikalahkan Limbago Sati, sementar Limbago kalah dari Sialang Soko

Pertanyannya, mungkinkah Sialang Soko akan memakai pemacu Untuang Sakato saat menghadapi Limbago Sati. Sementara Untuang Sakato juga berpacu melawan Siposan Rimbo pada putaran yang sama. Ini tentu suatu hal yang tidak mungkin
Sialang Soko ini dalam catatan KuansingKita memang masuk dalam nominasi calon juara untuk jalur kawasan hilir. Jalur lainnya Pahlawan Kuantan, Singa Ngarai, Siposan Rimbo, Bakuang Batuah, Lancang Kuning, Sijontiak Lawik, Untuang Sakato, Panah Ombak dan Sialang Soko
Seperti yang pernah ditulis KuansingKita, aturan dalam pacu jalur memang sangat jauh berbeda dengan lomba perahu naga. Dalam lomba perahu naga, perahu yang kalah masih boleh dipakai untuk berpacu, tapi atlet yang kalah tidak boleh lagi ikut berpacu
Sementara dalam pacu jalur, jalur yang kalah tidak boleh lagi dipakai untuk berpacu tapi pemacu yang kalah masih boleh ikut berpacu di jalur lain. Ini salah satu bedanya pacu jalur dengan lomba perahu naga
Kenapa Sialang Soko bisa keluar jadi juara I, inilah keunikan pacu jalur. Padahal di gelanggang Lubuak Sobaegh Baserah, Sialang Soko ini kalah atau dipaksa gulung kajang oleh Sultan Sakti Bakuang Batuah. Namun Bakuang memang berkuras tenaga mengalahkan Sialang Soko, hanya saat akan memasuki finish Bakuang unggul sama seperti Untuang Sakato dan Tuah Inayan
Uniknya, di Nerosa, ketika pacu jalur dimulai pada hari kedua – maaf hari pertama dihabiskan untuk parade “jaluar baranyuik” – Sialang Soko sudah mulai menampakkan taringnya. Kekutaannya mulai tampak ketika menggilas Limbago Sati, lalu menekuk Siposan Rimbo

Ada juga jalur yang tidak diunggulkan justeru melejit di gelanggang Nerosa. Toduang Biso Rimbo Piako dari Peboun misalnya. Jalur Todung Biso ini tidak masuk nominasi KuansingKita. Pasalnya jalur Toduang Biso tidak berkutik di dua gelanggang di wilayah mudik. Sementara referensi KuansingKita adalah empat gelanggang sebelum pacu jalur di Nerosa.
Kekuatan Toduang Biso mulai tampak ketika mengalahkan Sijontiak Lawik dari Pulau Jambu Cerenti, setelah itu ketika mengalahkan Langkah Siluman Buaya Danau dan menekuk Bukit Embun dalam putaran final segi tiga
Itulah keunikan pacu jalur. Keunikan lainnya bisa dilihat pada sang juara gelanggang Saidina Ali, Langkah Siluman Buaya Danau. Sejak babak penyisihan sampai memasuki hari final Langkah Siluman tampil sangat memukau. Jalur ini selalu dielu-elukan pengunjung gelanggang Tepian Nerosa
Namun pada putaran enam besar perjuangan Langkah Siluman mengejar gelar juara dikandaskan Toduang Biso Rimbo Piako dari Peboun.
Kenapa Langkah Siluman kalah. Menurut mitos pacu jalur yang dipercaya sejak dulu, jalur yang lawannya karam tidak pernah berhasil merebut jura I. Mitos ini sudah disampaikan kepada para wartawan yang meliput di PWI Kuansing. Dan ternyata benar. Namun ini mitos tetap saja mitos yang tidak boleh terlalu dipercaya.
Kini pacu sudah usai, sampah pagi tadi masih berserakan di taman jalur, tampaknya petugas kebersihan kesulitan bekerja lantaran hujan. Untuk petugas kebersihan dan semua panitia penyelenggara pacu jalur meskipun selesai sudah selepas maghrib serta seluruh masyarakat Kuansing, KuansingKita mengucapkan maaaf jika ada analisa yang kurang berkenan, sampai bertemu tahun depan, Salam Kayuah (Said Mustafa Husin)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...