TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Untuk tahun 2025, tahun baru Imlek jatuh pada Rabu 29 Januari. Hampir seluruh etnis Cina di belahan bumi ini akan merayakannya penuh suka ria. Dalam suasana imlek inilah akan sering terdengar kalimat Gong Xi Fa Cai sebagai kalimat ucapan selamat
Kalimat Gong Xi Fa Chai ini diucapkan etnis Cina yang menggunakan bahasa mandarin. Namun bagi etnis Cina yang meggunakan bahasa Hokian seperti etnis Cina di Medan, Riau Kepulauan, bahkan di negeri jiran Singapura mereka akan berucap Kiong Hi Huat Cai.
Gong Xi Fa Cai adalah bentuk ucapan selamat Tahun Baru Imlek. Hanya saja ucapan selamat Gong Xi Fa Cai ini lebih kental kepada nuansa materi dari pada nuansa silaturahmi. Gong Xi Fa Cai kira-kira artinya Selamat Semoga Banyak Rejeki. Padahal kalau disimak mitos tentang lahirnya perayaan tahun baru atau Guo Nian, ucapan Gong Xi Fa Cai ini seakan kurang bersentuhan.
Dosen Senior dari Departemen Studi Cina, Universitas Malaysia Prof Dr Yam Kah Kean juga berpandangan demikian. Sebagaimana dilansir Thestar online, Yam mengatakan Gong Xi Fa Cai secara harafiah berarti selamat untuk mendapatkan lebih banyak kekayaan. Menurut Yam ucapan ini tidak memiliki representasi yang kuat dari semangat Tahun Baru Cina dan semangat perayaan Guo Nian.
Bagaimana kisah Guo Nian yang menjadi cikal bakal perayan imlek . Seperti dirangkum KuansingKita dari berbagai sumber, dulu, menurut legenda, setiap akan memasuki pergantian tahun, orang-orang di daratan Cina dicemaskan gangguan raksasa Nian. Raksasa penganggu yang bertampang seram ini tidak saja memakan hewan ternak dan hasil panen petani, tapi Nian juga memangsa manusia.
Sehingga setiap pergantian tahun di akhir musim dingin, orang-orang di daratan Cina dicekam ketakutan. Lalu dicarikanlah cara untuk membujuk raksasa Nian agar tidak memangsa manusia serta tidak memakan hewan ternak dan hasil panen petani, Para petani yang dicekam ketakutan itu meletakkan sesajian di depan pintu rumah
Sejak itu, setiap pergantian tahun atau imlek orang-orang di daratan Cina dulunya meletakkan sesajian berupa makanan di depan pintu rumah. Mereka berharap dengan sesajian di depan pintu rumah raksasa Nian akan melupakan hewan ternak dan hasil panen petani.
Namun upaya yang dilakukan kala itu belum juga membuahkan hasil. Raksasa Nian masih saja memakan hewan ternak dan hasil panen petani. Bahkan kala itu raksasa Nian semakin mengganas memangsa manusia. Para petani tidak bias berbuat banyak, mereka hanya berdoa sambil berharap mendapatkan jalan keluar dari gangguan raksasa Nian.
Sekali waktu, pada hari pergantian tahun, Raksasa Nian kembali menampakkan diri. Para petani sangat gusar, seluruh keluarga cemas, bahkan seisi rumah saling bertatapan satu sama lain. Mereka seakan bertanya giliran siapa yang akan jadi mangsa Nian pada pergantian tahun kali ini. Mereka duduk saling berapat untuk mengurangi rasa takut.
Ketika Nian memasuki desa mereka, konon pada waktu yang sama seorang anak kecil berjalan santai. Anak kecil itu memakai baju berwarna merah. Melihat anak kecil itu raksasa Nian lari tungang langgang. Kebetulan pula peristiwa itu disaksikan langsung oleh seorang tetuah didesa itu. Akhirnya diambil kesimpulan bahwa Nian akut kepada warna merah seperti warna baju yang dipakai anak kecil tadi.
Sejak itu pada pergantian tahun orang-orang di daratan Cina, selalu memajang lampion berwarna merah di depan pintu rumah. Nyatanya sejak itu pula raksasa Nian tidak pernah lagi datang ke desa mereka. Untuk membuat Nian semakin takut, orang-orang di daratan Cina menyalakan kembang api dan petasan. Akhirnya tradisi ini menjadi sebuah prosesi pesta tahun baru yang disebut dengan Guo Nian atau mengusir Nian.
Kini, setiap pergantian tahun atau tahun baru Imlek etnis Cina di belahan bumi ini akan merayakannya dengan memajang lampion atau kain berwarna merah di pintu rumah. Mereka saling mengucapkan selamat Gong Xi Fa Cai., Gong Xi Fa Cai. Perayaan tahun baru imlek ini berlanjut hingga puncaknya pada Cap Go Meh. (smh)
FOTO Istimewa
