Harga Karet Anjlok, Petani Mengeluh, Pemkab Harus Memikirkan Langkah Alternatif

TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Keluhan petani Kuansing yang selalu dipicu oleh anjloknya harga karet hendaknya menjadi perhatian serius pemerintah. Pemerintah harus mencarikan langkah alternatif untuk bisa mendorong naiknya harga karet petani.
Di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumetra Selatan, Bupati  Dodi Roza Alex kini membuat terobosan baru. Kabupaten dengan ibu kota Sekayu ini akan membangun pabrik pengolahan aspal karet berbasis latex pravulkanisasi. Tujuannya untuk meningkatkan harga jual karet petani.
Dikutip dari Tempo.co,  pabrik pengolahan aspal karet yang akan dibangun di Bumi Banyuasin ini tercatat sebagai yang pertama di Indonesia. Sebelumnya, Pemkab Muba berhasil merealisasikan inovasi pembangunan infrastruktur jalan aspal karet di Desa Mulyorejo B4 Kecamatan Sungai Lilin pada Oktober 2018 lalu.
Karena itu, Pemkab Muba mengalokasikan dalam APBD anggaran untuk melanjutkan pembangunan jalan aspal karet di beberapa wilayah.  Kini, dengan adanya pabrik pengolahan aspal karet berbasis lateks Pravulkanisasi di Bumi Banyuasin, Bupati Dodi yakin aplikasi aspal karet dapat diterapkan hingga ke luar daerah.
Realisasi pendirian pabrik pengolahan aspal karet di Bumi Banyuasin bukan seperti rencana pembangunan pabrik Tapioka di Kuansing. Rencana tersebut langsung dituangkan dalam MoU antara Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dengan Pusat Penelitian Karet dan PT Jaya Trade Indonesia yang dilakukan Jumat (2/8/2019).

Menurut Bupati Dodi Roza Alex, di Kabupaten Muba tercatat sekitar 337 ribu hektar lahan perkebunan karet. Dari jumlah itu, sekitar 90 persen diantaranya milik petani rakyat. Jika nanti pabrik kekurangan bahan baku, maka pabrik akan membeli karet dari luar daerah baik di Sumsel maupun Jambi dan Bengkulu.
Pembangunan pabrik ditargetkan selesai dalam kurun waktu tiga bulan dan di awal 2020 sudah operasional. Kepala Dinas Perkebunan Muba, Iskandar Syahrianto mengatakan akan melibatkan 58 UPPB (Unit Pengolah Pemasaran Bokar) yang tersebar di Kabupaten Muba.
Pabrik tersebut tidak hanya mampu menyerap lebih banyak produksi karet rakyat akan tetapi dia yakini mampu meningkatkan kualitas hasil sadapan. “Petani mandiri di Muba juga dapat meng-upgrade hasil perkebunan karet mereka,” katanya.
Alangkah baiknya, jika saja Pemkab Kuansing juga mencoba melakukan apa yang tengah digagas Pemkab Bumi Banyuasin. Pasalnya sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kuansing sebagai petani karet. Sementara kini mereka mengeluh karena anjloknya harga karet.
“ Memang lebih baik Pemkab Kuansing memikirkan pembangunan pabrik pengolahan aspal karet dari pada pabrik Tapioka. Biar harga karet petani tidak selalu anjlok,” sentil seorang petani karet asal Kopah, Suhendi.(kkc)
Foto Ilustrasi

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...