TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Desa sudah jadi wilayah strategis peredaran gelap narkoba. Karena itu desa harus menjadi garda terdepan dalam upaya melakukan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Pandangan ini disampaikan Kepala BNNK Kuantan Singingi, Wim Jefrizal saat menjadi narasumber dalam acara Diseminasi Informasi P4GN melalui Talk Show di aula SMK Negeri 2 Telukkuantan, Rabu (22/1/2020)
Dalam acara yang menghadirkan anggota Forum Kades Kuansing dan Pemerintahan Desa Bersinar Binaan BNNK Kuansing, Wim menekankan bahwa desa sudah menjadi target para bandar narkoba.
“ Desa sudah menjadi wilayah strategis bagi para bandar narkoba untuk jalur peneyelundupan dan peredaran gelap narkoba,” kata Wim
Ia menyebutkan untuk mengantisipasi semua ini BNN melalui BNNK di tingkat kabupaten menggalakkan program Desa Bersinar atau Desa Bersih Narkoba. Tujuannya melibatkan masyarakat dan pemerintah desa untuk memerangi narkoba.
Menurut Wim, peran masyarakat dan pemerintah desa dalam memerangi narkoba sangat signifikan. Apalagi kini pendanaan tidak mengalami kesulitan karena kegiatan ini bisa menggunakan dana desa.
“ Dana transfer ke daerah dan dana desa dapat digunakan untuk peningkatan kapasitas dan pemberdayaan SDM di perdesaan untuk memerangi narkoba,” kata Wim Jefrizal
Lebih jauh dibeberkan, ada dua bentuk pencegahan dalam program Desa Bersinar. Pertama pencegahan penyalahgunaan narkoba dan kedua pencegahan peredaran gelap narkoba.
Untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba, BNNK melaksnakan KIE (Komunikasi, Edukasi dan Informasi) secara berkala. Selain itu, remaja dibekali dengan pelatihan soft skill serta pembentukan Satgas Anti Narkoba di tingkat desa.
Sedangkan untuk pencegahan peredaran gelap narkoba, program Desa Bersinar menerapkan pengamanan lingkungan anti narkoba, peningkatan kapasitas petugas keamanan lingkungan.
Tapi yang sangat penting kata Wim, dalam upaya pencegahan perdaran gelap narkoba perlu pembinaan terhadap masyarakat rentan peredaran gelap narkoba dan penertiban tempat rawan peredaran gelap narkoba.
Dalam perbincangan dengan KuansingKita, Wim membeberkan permasaahan global narkoba. Kini katanya terjadi trend perubahan pengunaan narkoba dari jenis tanaman ke sintetis.
Sedangkan tingkat kematian narkoba di Asia, berdasarkan data tahun 2017 mencapai 11.071 orang per tahun. Jika angka ini dihitung ratio pr hari mencapai 30 orang per hari.
Tapi yang paling mengejutkan katanya 23 persen dari peredaran gelap narkoba di Asean ternyata beredar di Indonesia. Karena itu sambung Wim, BNN perlu melakukan upaya penguatan pranata keluarga dan sosial kemasyaraatan.(kkc)