Warga Desa Petapahan, Sawardiman Tewas Tenggelam Diseret Arus Sungai Petapahan

TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Seorang warga Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar, Sawardiman (49 tahun) tewas tenggelam setelah diseret arus banjir bandang Sungai Petapahan, Senin (26/4/2020)
Dari infomasi yang dirangkum, peristiwa ini bermula ketika Senin (26/4/2020) sekitar pukul 08.00 wib, korban terjun ke sungai berenang untuk memungut drum plastik yang dihanyutkan arus di kawasan bendungan Petapahan.
Namun malang, saat berenang ditengah arus deras, drum plastik itu terlepas dari tangan korban. Tak ayal lagi tubuh korban langsung ditenggelamkan arus deras. Bahkan seorang lagi teman korban, Aap, tak mampu memberikan pertolongan.
Mendapat kejadian itu, Aap yang tadinya berdiri di bantaran tebing, langsung berlari meminta bantuan warga. Tak menunggu lama, warga pun berdatangan ke kawasan Bendungan Petapahan. Upaya pencarian langsung dilakukan.
Hanya saja warga kesulitan dalam melakukan upaya pencarian karena tingginya debit air bendungan. Akhirnya pintu air bendungan Petapahan dibuka untuk mengurangi ketinggian air. Tak lama korban langsung ditemukan.
Kades Petapahan Syafrilis  kepada KuansingKita mengatakan korban ditemukan di bagian hilir, sekitar 300 meter dari titik tenggelamnya di kawasan Punggung Gajah, Bendungan Petapahan. Korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa lagi dan telah dikembumikan sekitar pukul 11.00 wib.
Sungai Petapahan yang mengaliri Bendungan Petapahan mengalami banjir bandang setelah hujan merata Minggu malam mengguyur wilayah Kuansing. Hujan yang turun sejak selepas Isa itu baru berhenti menjelang subuh.
Namun menurut Syafrilis ketinggian air di Sungai Petapahan saat peristiwa itu terjadi masih di bawah dari ketinggian air saat banjir Petapahan menenggelamkan dan menghanyutkan rumah  warga di kawasan itu sekitar setahun lalu.
“ Ini memang takdir korban, kalau dibandingkan banjirnya lebih tinggi dan lebih deras banjir yang dulu,” kata Syafrilis (smh)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...