TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Kawanan gajah yang menyerang warga Inuman, Aswan, beberapa hari lalu, sampai kini masih berkeliaran di lahan perkebunan warga di kawasan Desa Koto Inuman. Bahkan 15 ekor kawanan binatang bongsor ini mulai mendekati pemukiman warga
Cemas dengan resiko konflik yang akan terjadi, aparat pemerintah dan tokoh masyarakat Inuman menggelar pertemuan bersama BKSDA Riau. Dalam pertemuan yang digelar di Kantor Camat Inuman, Jumat (21/5/2021) pagi tadi, hadir juga perwakilan PT RAPP dan pihak perusahaan perkebunan PT Wanajingga Timur
Sumber KuansingKita, Kepala Desa Kampung Baru Koto Inuman, Khairul mengungkapkan dalam pertemuan Jumat tadi, pihak PT RAPP dan pihak PT Wanajingga Timur bersedia memberikan bantuan untuk upaya penghalauan. Hanya saja bantuan akan diberikan sepanjang mereka disurati oleh pihak pemerintah
Kendati begitu, pihak PT RAPP yang dihubungi KuansingKita melalui Humas perusahaan bubur kertas terbesar di Asia Tenggara itu, Frederick tidak menjelaskan bentuk bantuan yang akan diberikan untuk mendukung upaya penghalauan. Ia hanya memastikan kalau dalam pertemuan tadi ada perwakilan PT RAPP yang ikut hadir
“ Saya tidak hadir, tadi ada perwakilan PT RAPP hadir di sana,” kata pria yang akrab disapa Erick ini
Sementara itu, Aktivis Perlindungan Satwa Langka dan Dilindungi Kuantan Singingi, Jan fredy Butar-butar menegaskan PT RAPP tanpa diminta seharusnya turun lebih awal untuk memberikan bantuan. Alasan Jan Fredy kawanan gajah yang berkeliaran keluar dari kantong gajah Teso Nilo diisebabkan habitatnya telah dirusak
Salah satu pihak yang disinyalir ikut berperan dalam merusak habitat gajah Teso Nilo yakni PT RAPP melalui kegiatan pembangunan di lahan konsesi. Lahan konsesi PT RAPP sebagian masuk dalam areal kantong gajah Teso Nilo. Karena itu kata Jan Fredy, PT RAPP tanpa diminta seharusnya turun langsung memberikan bantuan
Apalagi tambah alumni USU (Universitas Sumatera Utara) ini, konflik gajah – manusia di kawasan Desa Koto Inuman, sudah mencemaskan. Pasalnya kawanan binatang bertubuh bongsong dan berbelalai panjang ini sudah menyerang manusia. Seorang warga Inuman, Aswan dililit gajah dengan belalainya lalu dihempaskan ke tanah
“ PT RAPP seharusnya tanpa diminta bisa turun membantu penghalauan lebih awal,” tandas Jan Fredy
Jan Fredy mengatakan upaya penghalauan gajah ini tidak bisa dilakukan masyarakat saja. Upaya ini harus dibantu banyak pihak. Apalagi dalam upaya penghalauan tidak boleh terjadi konflik, baik manusia yang menyerang gajah dengan senjatan tajam maupun gajah yang menyerang para penghalau.
“ Dalam upaya penghalauan, gajah tidak boleh diserang dengan senjata karena gajah termasuk binatang yang dilindungi. Dan kita juga tidak ingin terjadi gajah menyerang pengghalau. Upaya penghalauan ini ada mekanisme dan prosedurnya,” ujar Jan Fredy
Terkait dengan lahan konsesi, seperti dikutip dari KlikMx.com, Kepala Bidang BKSDA Wilayah I, Andre Hansen Siregar juga membenarkan adanya konsesi PT RAPP dalam kawasan kantong gajah Teso Nilo. Ia mengatakan kantong gajah Teso Nilo berada dalam wilayah tiga kabupaten. Dalam areal kantong gajah Teso Nilo ini ada lahan konsesi PT RAPP
“ Kepala Bidang BKSDA Wilayah I, Andre Hansen Siregar membenarkan ada konsesi PT RAPP dalam areal kantong gajah Teso Nilo. Jadi PT RAPP tanpa diminta harus lebih awal membantu upaya penghalauan,” tandas Jan Fredy (smh)
Foto : Kawanan gajah di Logas Tanah Darat, Kuansing (Istimewa)