TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menegaskan desain banner pacu jalur yang menampilkan desain perahu naga bukan bagian dari kerja promosi Pemkab Kuansing
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing Azhar Ali kepada KuansingKita mengatakan Pemkab Kuansing tidak mengenal kreator desain banner pacu jalur yang menampilkan perahu naga
Bahkan menurut Azhar pihaknya juga tidak pernah memesan banner pacu jalur kepada pihak yang namanya dikenal dalam akun media sosial Pulzi Koto. Menurut Azhar itu diluar dari kepanitiaan pacu jalur
Azhar mengaku ikut menyesalkan desain banner pacu jalur yang menampilkan perahu naga. Tambah lagi banner itu diposting dengan memajang foto Plt Bupati Suhardiman Amby serta lambang Pemkab Kuansing
Sejak Sabtu kemaren, media sosial sibuk membahas desain banner pacu jalur yang menampilkan desain perahu naga. Berbagai umpat dan sesalan terhad88ap kreator desain banner tertumpah di media sosial
Bahkan mantan anggota DPRD Kuansing, Musliadi lewat akun Cak Mus mempertanyakan apakah kreator banner yang menampilkan disain perahu naga itu asli orang Kuansing.
Menurut Musliadi desain banner itu sangat merendahkan budaya pacu jalur. Bahkan desain banner itu sudah melukai perasaaan masyarakat adat Kuantan Singingi. Sebab pacu jalur bagian dari prosesi masyarakat adat Kuantan Singingi yang sangat dibanggakan
Dari catatan KuansingKita, lomba perahu naga dan pacu jalur sangat jauh sekali berbeda. Sekalipun teknik berdayung keduanya sama yakni dayung tradisional. Namun aturan keduanya jauh berbeda
Dalam lomba perahu naga, perahu yang kalah masih bisa dipakai untuk berpacu lagi. Tapi atlet atau pemacu yang kalah tidak boleh lagi ikut berlomba
Sedangkan dalam pacu jalur perahu atau jalur yang kalah tidak boleh diperlombakan lagi. Namun atlet a88tau pemacu yang kalah masih boleh berpacu lagi di jalur lain
Teknik start juga berbeda. Dalam lomba perahu naga, start dimulai dengan menyamakan posisi haluan. Untuk itu juru kemudi bergantung pada boya yang dipersiapkan panitia
Dalam pacu jalur start ditentukan oleh gerak jalur. Sekalipun haluannya tidak sama, start bisa dilepas jika gerak jalur diyakini sama. Artinya jalur yang posisi haluannya berada di belakang bersedia melepas start jika bergerak lebih cepat
Dalam lomba perahu naga start sepenuhnya kewenangan panitia. Namun dalam pacu jalur start adalah hasil kesepakatan perwakilan dua jalur yang berpacu
Tapi yang sangat membedakan adalah bentuk pertahu itu sendiri. Perahu naga haluannya dihiasi ukiraan naga. Sedangkan jalur secara keseluruhan berbentuk wujud buaya. Artinya perbedaaan kedua sangat jauh sekali
Pacu jalur bukan budaya Cina. Ini berbeda dengan perahu naga yang konon berasal dari budaya Cina. Kedekatan budaya paacu jalur ada di Kamboja atau di Danau Ton Lesap yang sampai saat ini masih diselenggarakan
Itulah yang membuat masyrakat adat Kuantan Singingi marah besar dengan postingan desain banner pacu jalur yang menampilkan perahu naga. Wajar kalau masyarakat Kuansing menilai itu merendahkan budaya leluhur Kuantan Singingi
“ Mohon masyarakat Kuansing memaklumi bahwa desain banner yang menampilkan desain perahu naga itu bukan dari kerja promosi Pemkab Kuansing,” tutup Azhar (smh)