TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Pacu jalur di gelanggang Tepian Nerosa tahun 2022 yang digelar selama 5 hari telah memasuki hari kedua, Senin (22/8/2022) kemaren. Sebanyak 178 jalur dari berbagai desa di Kuansing dan Inderagiri Hulu telah berpacu dalam babak penyisihan
Dari pengamatan pacu jalur hari kedua di gelanggang Nerosa, ada sejumlah catatan menarik KuansingKita yang akan disajikan kepada publik. Catatan ini seputar jalur-jalur unggulan yang berpacu Senin kemaren
Ada sejumlah jalur unggulan yang perlu melakukan evaluasi seperti Siposan Rimbo Pauh Angik Pangean, Bakuang Batuah Pulau Baru Kuantan Hilir Seberang, Sijontiak Lawik, Pulau Jambu Cerenti dan Untuang Sakato Tanjung Medan Cerenti
Dalam babak penyisihan Senin kemaren, jalur-jalur unggulan di atas, tidak sebanding gerak laju jalur dengan kekuatan dayung para pemacu. Jalur bergerak lebih lambat dari kekuatan dayung para pemacu
Ini biasanya disebabkan banyak hal. Bisa disebabkan terjadi kerusakan di badan jalur, bisa juga karena rotan ataupun kawat panggar yang kendor, atau bisa juga disebabkan salah mengisi jalur.
Untuk kesalahan yang terakhir seperti salah mengisi jalur, ini bisa dievaluasi ulang dengaan cara “ diparak” atau pemacu digeser sedikit ke depan atau ke belakang atau bisa juga dengan cara memindahkan tempat duduk pemacu
Khusus untuk Untung Sakato, Senin kemaren terlihat tidak serius berdayung sehingga gerak jalur menjadi lambat. Ini mungkin karena lawannya sama-sama berasal dari Kecamatan Cerenti
Nah bagaimana cara melihat kekuatan pemacu dalam berdayung. Untuk ini KuansingKita akan memberikan tip. Kekuatan pemacu tidak bisa dilihat dari dalamnya daun pendayung masuk ke dalam air.
Kenapa ?. Sebab saat berpacu rentang waktu daun pendayung dalam air hanya sesaat saja atau nol koma nol nol sekian detik, sehingga saat jalur berpacu dalamnya daun pendayung masuk ke air tidak bisa dilihat secara kasat mata kecuali dalam gerak slow motion
Untuk melihat kekuatan para pemacu bisa diperhatikan dari kekuatannya menghunjamkan daun pendayung ke dalam air. Pemacu yang kuat menghunjamkan daun pendayungnya ke dalam air dipastikan kuat berdayung
Untuk kuat berdayung, posisi tubuh harus benar, tidak boleh terlalu membungkuk atau melipat tubuh. Posisi tubuh sedikit condong kedepan, tengkuk lurus dengan tulang belakang dan pandangan lurus ke depan.
Untuk posisi tubuh ini hanya ditemukan pada pemacu jalur Langkah Siluman Buaya Danau dan Siposan Rimbo. Memang ada juga sejumlah pemacu pada jalur lain, tapi bukan secara keseluruhan seperti dua jalur di atas
Dari perpacuan hari kedua Senin kemaren, ada dua jalur yang sangat ringan gerak laju jalurnya. Keduanya masing-masing Singa Ngarai dari Pulau Kalimanting, Kecamatan Benai dan Siluman Buaya Danau. Setorajo Kari, Kuantan Tengah. Hati-hati menghadapi dua jalur ini
Kendati Untuang Sakato mampu meninggalkan Singa Ngarai jauh tercecer dalam babak grand final di gelanggang Lubuak Sobaegh. Namun kalau melihat gerak Singa Ngarai Senin kemaren, kekalahan Singa Ngarai seperti itu tidak mungkin akan terjadi lagi
Lantas bagaimana dengan jalur andalan wilayah hulu. Sang Ratu Helmina masih seperti biasa, terlihat ringan saat meninggalkan pancang start, begitu juga Bintang Emas dari Desa Tanjung, Hulu Kuantan, masih sebanding gerak jalur dengan kekuatan dayung para pemacu
Saat berita ini ditulis, panitia tengah melaksanakan pencabutan undian aduan jalur. Untuk pacu jalur hari ketiga ini, KuansingKita tetap akan memberikan ulasan-ulasan menarik untuk pembaca. Ikuti terus KuansingKita, salam kayuah (Said Mustafa Husin)
