TELUKKUANTAN (KuansingKita) – Hasil penghitungan sementara Pemilu 2024 untuk tingkat DPRD kabupaten di Kuantan Singingi sangat mengejutkan. Bahkan sejumlah elite partai seakan tidak percaya ketika melihat hasil ini
Bagaimana tidak, Partai Gerindra dalam pemilu 2019 hanya mendapatkan 4 kursi DPRD Kuansing. Dalam pemilu 2024 ini, Gerindra menunjukkan prestasi luar biasa. Partai Prabowo ini berhasil meraup 10 dari 35 kursi DPRD Kuansing
Dari catatan yang dirangkum KuansingKita, partai Gerindra berhasil memperoleh dua kursi di seluruh dapil di Kuantan Singingi. Bahkan di dapil IV ( Gunung Toar, Kuantan Mudik, Hulu Kuantan dan Pucuk Rantau), Gerindra berpeluang merebut 3 kursi
Kenapa ini bisa terjadi. Ada banyak faktor yang mengantarkan Gerindra mencapai hasil luar biasa ini. Pertama tentu strategi pemenangan yang dikemas Ketua DPC Gerindra Kuansing, Suhardiman Amby
Faktor lainnya, sikap remeh para elite partai di Kuansing ketika menanggapi isu seputar kekuatan yang tengah dibangun Gerindra. Bahkan tidak jarang para elite partai lainnya memandang rendah caleg yang diusung Gerindra
Dari sikap ini, para elite partai yang menjadi rival kontestasi Gerindra tidak memberikan reaksi atau langkah antisipasi. Mereka tidak peduli, mereka lebih terkonsentrasi pada upaya membangun kekuatan lewat gerakan konvensional
Di sinilah semuanya menjadi babak belur. Sejumlah partai besar bertumbangan atau kehilangan kursi. Gerindra semakin melaju lewat strategi pemenangan yang dikemas Suhardiman Amby. Gerindra melejit tanpa bisa dihambat sama sekali. Luar biasa
Sebenarnya, jika mau direnungkan, strategi pemenangan yang dikemas Suhardiman Amby hanya sebuah strategi usang yang pernah dimainkan Golkar di masa orde baru. Setiap PNS harus bisa mengajak beberapa orang saudara atau kerabat dekatnya
Akumulasi dari dukungan inilah yang membuat suara Gerindra meledak di Kuantan Singingi. Kenapa ?. Semua ini disebabkan tidak ada langkah antisipasi sama sekali dari rival politiknya. Gerindra dibiarkan melenggang bebas tanpa hambatan
Memang ada suara keluhan yang terdengar dari lawan politiknya terhadap strategi pemenangan Gerindra di Kuantan Singingi. Namun itu bukan langkah antisipasi. Itu bukan counter attack dari strategi Gerindra. Itu hanya sebatas keluhan yang tak akan merubah perolehan suara
Kini setelah melihat hasil Gerindra yang luar biasa barulah para elit partai menyadari perlu mencarikan langkah antisipasi untuk menahan laju Gerindra. Apalagi dalam waktu dekat ini akan digelar pemilihan kepala daerah
Dari hasil pemilu 2024 ini, banyak elite politik di Kuantan Singingi menghubungi KuansingKita seraya mempertanyakan peluang tokoh lain dalam Pilkada nanti. Bahkan pertanyaan ini juga datang dari tokoh yang sejak jauh hari sudah bersiap maju Pilkada
Pertanyaan ini jawabnya sederhana saja. Strategi pemenangan pemilu yang kini diterapkan Gerindra untuk DPRD Kuansing masih mudah mematahkan. Apalagi jika strategi ini diterapkan dalam Pilkada nanti. Ini strategi usang yang memiliki banyak resiko
Kekuatan Gerindra ini memang terbangun dari loyalitas dalam arti sempit. Dan gerakan ini tidak sepenuhnya menerapkan teknik propaganda firehouse of falsehood. Sebab dalam strategi ini, Suhardiman tidak pernah mengumbar kebohongan
Kendati begitu, pemilih yang menjadi target, jika tidak loyal akan merasakan triger, akan merasakan getaran kecemasan mendapatkan sanksi. Inilah kesamaannya dengan firehouse of falsehood yang selalu mentriger amygdala
Singkatnya, hasil yang dicapai Gerindra untuk krusi DPRD Kuantan Singingi tidak akan meledak seperti saat ini jika saja para elite partai tidak memandang remeh dan meremehkan gerakan Gerindra. Karena itu, jika ingin bertarung di Pilkada, siapkan strategi dan berbagai langkah antisipasi
Tapi yang paling penting, berdasarkan pengamatan KuansingKita, jika ingin bertarung di Pilkada, rubah sikap yang selalu memandang remeh orang lain (smh)