Membangun Tanggung Jawab Moral Dibalik Penghargaan Adipura

“ Untuk kedua kalinya Kabupaten Kuantan Singingi mendapatkan penghargaan Adipura. Bangga ?, tentu saja. Tapi jangan lupa, dibalik Adipura ada tanggung jawab moral yang jadi beban masyarakat dan pemerintah”
Hujan tak henti-henti mengguyur iringan Bupati Suhardiman Amby yang membawa piala Adipura dari Pekanbaru menuju Kuantan Singingi pada Sabtu 9 Maret 2024.  Meskipun hujan, di sepanjang perjalanan,  masyarakat terutama siswa sekolah sangat antusias menyambut iring-iringan tanpa peduli berbasah-basah
Piala Adipura ini dianugerahkan Menteri LHK Siti Nurbaya kepada Bupati Suhardiman Amby atas prestasi Telukkuantan sebagai kota kecil terbersih bersama 106 kota kecil lainnya di Indonesia. Prosesi penganugerahaan berlangsung di Kementrian LHK di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Selasa 5 Maret 2024 lalu. Nah, Sabtu 9 Maret 2024 tadi baru diarak ke Kuansing
Apa itu Adipura ?. Adipura adalah instrumen pengawasan kinerja pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau. Tujuannya untuk mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang bersih, teduh, dan berkelanjutan. Untuk itu daerah wajib menyusun kebijakan dan strategi pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau
Ada sejumlah prasarana dan sarana perkotaan yang menjadi objek pemantauan tim pemantau sebelum sebuah kota dianugerahkan Adipura. Dari 13 item prasarana dan sarana perkotaan yang menjadi objek pemantauan diantaranya, pemukiman menengah dan sederhana, pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah, rumah sakit atau puskesmas
Selain itu, ada hutan kota, taman kota, saluran terbuka. Bahkan fasilitas pengelolaan sampah yang dikelola oleh pemerintah daerah juga jadi objek pemantauan. Begitu juga fasilitas pengelolaan sampah yang dikelola masyarakat seperti bank sampah unit, pendauran ulang, pemanfaatan kembali (TPS 3R), rumah kompos serta TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
Kalau disimak, prasarana dan sarana perkotaan yang menjadi objek pemantauan, tentu Pemkab Kuansing maupun masyarakat Kuansing harus mempersiapkan diri untuk memikul beban tanggung jawab moral atas anugerah Adipura yang telah diterima. Pasalnya banyak sekali item prasarana dan sarana perkotaan yang masih bermasalah
Sebut saja misalnya saluran terbuka yaitu bentuk pendekatan tradisional dalam pengelolaan air hujan. Saluran ini mencakup parit, sungai kecil dan selokan terbuka di permukaan tanah. Ada sejumlah titik pengelolaan air hujan di kota Telukkuantan yang bermasalah atau tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya kawasan di sekitarnya selalu digenangi banjir ketika turun hujan

Di kawasan Kuburan Cina Telukkuantan contohnya. Di kawasan ini, badan jalan selalu digenangi air setinggi lutut ketika hujan turun. Ini sangat mengganggu keselamatan pengendara. Begitu juga di jalur dua STM dan kawasan sekitar Bank Riau Kepri. Kawasan ini selalu menjadi langganan banjir ketika hujan lebat turun. Ini disebabkan saluran pengelolaan air hujan yang dibangun tidak mampu menampung debit air hujan
Memang ada beberapa item sarana dan prasarana perkotaan yang diyakini mendapatkan nilai tinggi seperti Hutan kota Pulau Bungin. Hutan kota ini sangat bagus sekali, kawasan ini selain hijau juga tertata dengan baik. Namun taman kota seperti Taman Tugu Pacu Jalur sangat-sangat bermasalah. Di taman ini, gerobak-gerobak pedagang dibiarkan bertebaran di sekitar kawasan taman ketika siang hari.
“ Kalau melihat gerobak pedagang yang berserakan, rasanya kurang layak kota ini mendapatkan anugerah Adipura,” celetuk seorang warga di Telukkuantan
Kenapa kondisi taman kota yang dibangun dengan dana milyaran rupiah menjadi semberaut ?. Ini tidak lain disebabkan oleh pembiaran yang berlarut. Pedagang yang merasa mendapatkan kebebasan lalu seenaknya meninggalkan gerobaknya berserakan siang hari di sekitar taman. Sementara dinas terkait tidak memberikan ketegasan dalam menerapkan aturan yang seharusnya dipatuhi pedagang
Kondisi-kondisi seperti ini hendaknya ke depan tidak ditemukan lagi. Pemerintah maupun masyarakat harus bersama-sama menjaga kota Telukkuantan agar selalu terlihat bersih, indah dan nyaman. Ini adalah tanggung jawab moral pemerintah dan masyarakat agar Telukkuantan kembali mendapatkan anugerah Adipura tahun berikutnya sampai bisa merebut Adipura Kencana
Harapan ini juga diungkapkan Bupati Suhardiman Amby saat penyambutan di Taman Tugu Pacu Jalur Sabtu tadi. Suhardiman mengajak masyarakat Telukkuantan bersama-sama menjaga kebersihan kota agar selalu bersih, indah dan nyaman. Sementara pemerintah akan terus berbenah termasuk pengadaan lampu jalan untuk penerangan malam hari
Ia berharap Telukkuantan bisa menadapatkan anugerah Adipura Kencana atau mendapatkan anugerah Adipura tiga tahun berturut-turut. Untuk itu, masyarakat harus mendukung langkah pemerintah. Masyarakat harus ikut  memiliki tanggung jawab moral dibalik penghargaan Adipura ini. (said mustafa husin)

 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...